Monday, November 23, 2009

MENGENALI CIRI-CIRINYA

2 Kor 11:4,12-15

Pendahuluan

Aliran-aliran kultus diawal abad ke-XXI ini sangat bervariasi, ada yang ringan yang ingin memurnikan ajaran Kristen dan makin mendekati kekristenan Alkitabiah (Advent), ada yang fanatik (Mormon & Saksi Yehuwa), dan bahkan ada yang rela mati bersama-sama mengikuti pimpinan mereka (Jim Jones & Kenisah Matahari), berani berperang (David Koresj), bahkan berani membunuh orang-orang secara massal demi keyakinan mereka akan Armagedon (Aum Shrinkiyo). Beberapa ciri aliran kultus (cult) yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:

I. Pengertian Bidat
Apa yang dimaksud dengan bidat?
Bidat (Bhs Inggris: Heresy, Yunani: hairesis) muncul 9 X dalam PB. Menurut kamus Yunani karya monumental W.F Arndt dan F.W. Gingrich yg diterjemahkan oleh W. Bawer's, semula kata ini bersifat netral, tanpa konotasi negatif, yaitu dimengerti sebagai kelompok/sekte, opini, dogma.


Perlu diperhatikan bahwa kata yang sama, yaitu sekte, juga digunakan oleh non Kristen terhadap kekristenan: "Telah nyata kepada kami bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani (Kis. 24: 5,14; 28: 22).

Jadi jika pada mulanya pengertian "hairesis" adalah aliran, opini atau dogma, kemudian aliran atau sekte ini diindikasi sebagai aliran yang menyesatkan (Eph 6:2; I Tr 6:1). A
liran ini disebut menimbulkan perpecahan yang perlu diwaspadai. Karena itu, bidat dapat juga dimengerti sebagai kelompok dalam gereja yang memecahkan diri karena alasan-alasan tertentu (band. 1Kor.11: 19; Gal.5: 20). Dalam Tit.3: 10: "Seorang bidat yang sudah satu dua kali kau nasehati, hendaklah engkau jauhi. Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri" (Tit.3: 10-11).

II. Bidat dalam PB dan sesudah zaman PB
Dalam tulisan ini, kita mendefenisikan bidat sebagai sekte, kelompok atau gerakan dengan ajaran yang menyimpang dari ajaran utama, sebagaimana diajarkan oleh Alkitab dan tradisi Gereja mula-mula. Yang kita maksud dengan ajaran utama di sini adalah seperti ajaran tentang Allah, Kristus, Roh Kudus serta Keselamatan. Tentu saja, dengan defenisi ini, sebelum kita membahas terlalu jauh, kita perlu mengingat penegasan ahli sejarah Gereja, (2 Pet.2: 1 "Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri").

Sebernarnya, kita melihat bahwa ada dua kelompok bidat yang paling menonjol dalam PB. Pertama, kelompok Gnostik Yahudi (Kol.2: 8-23) dan Doketisme (1Yoh.4: 2,3 dan 2 Yoh.7). Kita sebut Gnostik Yahudi, karena sekalipun faham Gnostik baru muncul pada abad kedua, namun benih ajaran tersebut telah ditemukan pada masa PB. Ajaran Gnostik sulit dirumuskan secara tepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai variasi dan keragaman pengajaran mereka. Yang jelas, mereka tidak menerima otoritas PL; tidak mengakui bahwa keselamatan adalah melalui Kristus. Umumnya mereka menolak ajaran tentang Kristus yang datang menjadi manusia serta menderita di kayu salib. Bagi kelompok ini, keselamatan adalah melalui kemampuan untuk mencapai satu tingkat pengetahuan tertentu yang disebut the secret gnosis. Sedangkan ajaran doketisme adalah pengajaran yang menolak kesejatian tubuh Kristus. Bagi kelompok ini, tubuh Kristus hanya bersifat maya. Kata "dokew" dalam bahasa Yunani berarti kelihatannya (it seems), jadi kelihatannya Kristus memiliki tubuh manusia, padahal sebenarnya tidak demikian. Pengajaran ini tentu dipengaruhi oleh pemahaman bahwa semua yang bersifat materi (termasuk tubuh) adalah hina serta penyebab dosa. Tubuh dianggap penjara jiwa. Karena itu, manusia harus melepaskan diri dari tubuh jasmaninya.
Lalu apa yang terjadi sesudah zaman rasul-rasul? Kita juga melihat munculnya bidat-bidat

Karena itu, hanya beberapa dari bidat tsb kita sebutkan di bawah ini.
Pertama, bidat di sekitar ajaran Kristus (Kristologi). Kita memassukkan ke dalam kelompok ini aliran Apollinarisme yang mengajarkan bahwa Kristus tidak memiliki roh manusia, tetapi Logos menggantikannya.
Selanjutnya Eutychianisme yang mengajarkan bahwa Yesus tidak memiliki tubuh manusia, karena kemanusiaan Yesus hilang ditelan Logos. Sedangkan Monothelistime mengajarkan bahwa Kristus tidak memiliki kemauan insani, tetapi hanya kemauan Allah.

Kedua, kita juga melihat adanya bidat di sekitar ajaran Tritunggal. Salah satu bidat yang cukup banyak mempengaruhi ajaran Tritunggal jemaat di Indonesia adalah Sabellianisme atau Modalisme. Kelompok ini menerima ajaran Tritunggal tetapi tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab.
Kelompok ini mengajarkan bahwa yang dimaksud dengan ajaran Tritunggal adalah Allah yang menyatakan diri dalam tiga cara, yaitu Allah Bapa yang berubah menjadi Allah Anak, serta Allah Anak yang berubah menjadi Allah Roh.
Pengertian seperti inilah yang biasa digambarkan de gan air-es-uap.
Jadi, ajaran ini menyangkali adanya tiga oknum yang berbeda dalam Allah Tritunggal, yang dapat dibedakan sekalipun tidak dapat dipisahkan.
Aliran lain yang juga termasuk di sini adalah Monarchianisme atau adoptianisme, Arianisme serta Macedonianisme. Monarchianisme menolak Tritunggal karena mereka ini mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Allah sejati, tetapi Yesus menjadi Kristus pada saat Yesus dibaptis oleh Yohanes, dan kemudian Allah mengadopsi Yesus setelah kematianNya.
Demikian juga dengan Arianisme berpendapat bahwa Yesus bukan Allah melainkan ciptaan Allah yang pertama. Sedangkan Macedonianisme menolak ajaran Allah Tritunggal dengan alasan bahwa Roh Kudus merupakan ciptaan Allah juga.

III. Sikap Terhadap Bidat
Seringkali anggota jemaat bingung dan ragu dalam menyikapi hadirnya bidat atau aliran yang mengarah kepada bidat di Indonesia. Bahkan ada semacam pengertian bahwa setiap kelompok adalah benar, karena itu adalah salah dan berdosa bila meragukan atau menentang aliran tersebut.
Padahal, kita dapat menyaksikan bahwa rasul-rasul seperti Paulus dan Yohanes memberikan sikap yang sangat jelas dan tegas terhadap segala penyelewengan dan penyimpangan ajaran yang benar (Eph.7:1). Sedangkan Ireneus menulis "Against Heresies" untuk melawan berbagai pengajaran Gnostik di abad kedua. Karena itu, Ireneus memperingatkan orang2 Kristen untuk menghindari setiap pengajaran yang tidak murni dan menyesatkan.
Bagaimanakah Gereja mencegah dirinya dari ajaran sesat tersebut? Berbagai upaya dilakukan oleh Gereja mula-mula untuk menangkal pengajaran-pengajaran sesat.
Pertama, semua jemaat didorong untuk mengikuti pemimpin rohani anda.

Kedua: membaca, merenungkan firman Tuhan dalam Alkitab dengan teratur dan setia.

Ketiga: Kredo adalah formula sederhana tetapi bisa menjadi pegangan sederhana.

IV. Ciri-ciri bidat atau ajaran yang mengarah kepada bidat

1. Memiliki Injil atau 'kabar baik' yang berbeda.
Dalam Galatia 1: 8-9 ditulis mereka mengikuti Injil lain (heteron euanggelion) yang sebenarnya bukan Injil (ouk allo). Jadi menarik sekali memperhatikan ayat tersebut di atas, di mana rasul Paulus tetap menggunakan istilah kabar baik (Injil lain) terhadap pengajaran sesat tersebut. Dengan demikian kita melihat bahwa ajaran sesat pun tetap memiliki sesuatu 'kabar baik'.

  • * memberikan jawaban dalam ketidakpastian dalam dunia ini, mereka juga memberikan kasih dan kebutuhan yang diinginkan oleh manusia zaman sekarang ini.
  • * Tidak heran, Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa penyesat itu akan datang seperti serigala berbulu domba. Kelihatannya tulus, lugu serta tidak menakutkan; tetapi begitu kita menyerahkan diri, kita habis ditelannya.
  • Seluruh pengajaran sesat yang ada selalu bermasalah pada ‘Jesus Lain’, yang ditawarkan oleh mereka.
  • Salvation by works’

2. Injil plus; artinya, memiliki Kitab Suci yang sama, tetapi ditambah dengan kitab-kitab lain yang memiliki kuasa atau otoritas yang sama dengan Alkitab. Bandingkan dengan kitab Mormon dengan ajaran Joseph Smith (kami percaya Alkitab, sejauh ia ditafsir dengan benar, spt-nya mereka percaya Alkitab padahal tidak), demikian juga dengan aliran saksi Jehova dengan Watch Towernya.
Ke-enough-an Alkitab perlu diragukan sehingga perlu tambahan.

3. Injil minus, artinya ,memiliki Kitab Suci yang sama tetapi sebagian dari Alkitab tersebu dikeluarkan karena tidak sesuai dengan ajaran yang mereka anut.

  • * Saat ini ramai dengan penggantian kata ’Allah’ dengan Jehovah.
  • Ada lagi issu belakangan ini yang dimunculkan, yaitu masalah nama Yesus yang tidak boleh disebut Allah, karena menurut dia Allah berasal dari ilah. Karena itu, kelompok ini mengusulkan menyebut Allah sebagai Jehova saja.

4. Pelayanan yang membesarkan diri sendiri (Kol.2: 18b). Kita harus sungguh-sungguh mewaspadai type pengkhotah yang cenderung berfokus pada diri sendiri: banyak menceritakan diri sendiri seperti adanya penglihatan, pengangkatan ke sorga. Kita juga harus mewaspadai gaya berkhotbah yang banyak menggunakan kalimat "Tetapi saya berkata kepada saudara…". Pengkhotbah seperti ini sadar atau tidak telah menciptakan kultus individu, fokus otoritas khotbah berada pada "sang aku", bukan pada Allah dan firman-Nya. Padahal, nabi-nabi dalam PL sekalipun -yang sebenarnya sedemikian dipimpin Roh dan sedemikian berkuasa dalam khotbah mereka, "Beginilah firman Tuhan…" (Yer. 17: 5).

  • * Itulah sebabnya pengkultusan individu tersebut di atas sangat kontras dengan pernyataan Yohanes, "Dia harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil" (Yoh 3: 30,). Demikian juga Tuhan Yesus menegaskan bahwa "Roh Kudus pun tidak berkata-kata tentang diriNya sendiri… Ia akan memuliakan Aku" (Yoh.16: 13c-14a).
  • * pemimpin mereka mendapat inspirasi yang khusus dari Tuhan Allah. Sun Myung Moon mengatakan bahwa misi Yesus belum tuntas, karena dunia saat itu belum siap menerima kebenaran. Dan saat ini, dunia telah siap menerimanya.

5. Penekanan pada formalitas ibadah, seperti menciptakan aturan2 baru yang bersifat kaku, membuat larangan2 baru, di mana ini dianggap sebagai Injil atau perkataannya sebagai firman (Bandingkan Kol.2: 16, 21-23).

6. Kecenderungan kepada ibadah yang bersifat supranatural. Rasul Paulus menulis ciri mereka ini: beribadah kepada malaikat, berkanjang kepada penglihatan2, dll. Bandingkan dengan Mat.24: 24 Di sini Tuhan Yesus menjelaskan kesesatan yang disertai dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Rasul Paulus menulis dalam 2Tes.2: 2 adanya ilham roh (lihat juga ayat 9). … nubuatan2 yang tak pernah tergenapi mengenai akhir zaman.

1 comment:

Denis Desmanto said...

Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema

" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

Semoga bermanfaat.
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱