Wednesday, December 23, 2009

Apa Hadiahmu bagi Yesus

Matius 2:1-12

Pendahuluan

1. Ketika Orang Majus hanya menemukan Kandang, mereka Tetap focus.

Mereka dituntun bintang agar menemukan sang Raja Yahdui, yang akan memerintahkan dunia ini. Namun ketika lokasi itu hanya tersisa kandang, maka mereka tetap mencari, tetap fokus kepada sang Anak.

Ada kasus yang luar biasa unik pada 23 okt 2009 di pada penerbangan USA dari San Diego ke Minneapolis St. Paul International Airport oleh Northwest Airlines dengan no penerbangan 188, kapten Timotius Cheney dan perwira pertama sebagai Richard Cole. dimana pesawat A320, dengan sistem autopilot, itu hilang dari radar radio Minneapolis St. Paul International Airport. 8 pesan dikirim ke pesawat itu. Padahal mewreka hanya menempuh 150 mil saja dari San Deigo, yang akhirnya menempuh 600 mil dan lebih dari 78 menit dari jadwal yang ditentukan, pesawat itu baru tertangkap oleh radio. Ternyata pesawat itu sudah lewat jauh dari bandara. Beberapa spekulasi waktu itu muncul:

* Mereka dibajak: hingga sudah dipersiapkan 4 pesawat tempur untuk mencegat pesawat ini karena takut mereka sesungguhnya dibajak.

* Mereka tertidur karena kelelahan oleh jadwal yang padat. Karena kasus ini juga pernah terjadi. Kasus menyerupai maskapai penerbangan Pergi ke Hilo, Hawaii, pada 13 Februari 2008, di mana kedua pilot tertidur. The jet flew for 18 minutes without responding to controllers. Jet terbang selama 18 menit tanpa menanggapi controller. It flew past Hilo and was headed toward open ocean when it turned around. It terbang melewati Hilo dan terbuka menuju laut ketika berbalik.

* Setelah tiba, mereka diinterogasi oleh Polisi dan FAA. Ternyata rumor yang beredar, mereka mematikan radio dan berfacebookria dengan laptop mereka.

Akhirnya FAA melarang mereka mengendarai pesawat dengan suatu statemen ’no room for error’ terasa sangat berat hukumannya bagi mereka.

Ternyata fokus sangat penting disini. Dalam dunia yang makin semarak, makin penuh warna menjelang Natal....

Ketika anda dipimpin bintang, dan hanya menemukan kandang di Bethlehem, mereka bukan menyembah kandang. Mereka juga tak bingung ketika mungkin banyak orang tak mengetahui informasi itu, dan menunjukkan ke arah istana Herodes di Yerusalem, yang sangat mungkin disana lahir seorang anak raja, apalagi Herodes diketahui beberapa kali membunuh istrinya atau anak-anak-nya karena ketakutan akan posisinya.

* Mereka sabar dan tetap fokus. Natal kalau tidak dipahami dengan fokus yang benar, pasti akan banyak masalah, bukan Pleasure tetapi pressure.

* Ketika jalan serasa terus diterangi bintang, serasa lancar, pasti berkat besar nih, dsb. Tetapi ketika hanya ketemu kandang, Jadi Natal kalau tidak dipahami dengan benar, akan mendatangkan kekecewaan, ketika kita menemukan ’keinginan en harapan’ kita?

* Apakah engkau selalu dipimpin BINTANG tetapi menemukan KANDANG belaka, jangan putus harap. Tak sedikit tokoh Alkitab, tokoh-tokoh gereja, pemimpin gereja juga alami hal itu (lihat: Yusuf –mimpi dahsyat tetapi?; Musa – perapi-apian yg menyala tetapi?; Ayub –keluarga baik2+kaya tetapi?; Daud –diurapi tetapi? Paulus –melihat Yesus di Damsyik, tetapi? Dll...

* Seorang Kristen yang bayi adalah seorang Kristen yang hanya melihat kebaikan Tuhan, yang hanya mau menikmati hadiah Tuhan, Tak pernah memberi, tak pernah mau berkorban, sehingga ketika tiada kelancaran, mereka segera meninggalkan kandang bahkan meninggalkan san Anak.

2. Ketika Orang Majus hanya menemukan Kandang, mereka ubah arah tujuan.

Tujuan mereka adalah bukan Lokasi (Kandang). Jadi hanya ada kandang, mereka berbalik arah, menuju ke istana Herodes (gunakan logika umum, common sense-ternyata salah), dan akhirnya kembali menuruti petunjuk bintang.

* Kadang kita terlalu lama di dalam rumah, dan kurang memaknai kehidupan yang seperti kandang... penuh keprihatinan, penderitaan, bau, keterasingan.

* Henry David Thoreau, pernah menceburkan diri dalam kolam Walden, dan menenggelamkan seluruh tubuhnya, dan tinggal sebatas mata ke atas. Dengan demikian ia dapat melihat dunia seperti mata seekor katak.

* Bukankah Allah seperti itu, menjadi manusia agar, agar Ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh manusia, apa artinya keterbatasan, kelelahan, penolakan, dsb.

* Natal mengingatkan saudara untuk mengubah arah tujuanmu: kalau selama ini engkau terus fokus pada dirimu, mari ubah... supaya engkau tak merasa sebagai orang yang termalang, orang yang tak terberkati, orang terasing (seperti saya), orang tersingkir, dsb (yang negatif).

* Mungkin kita merasa sudah ubah arah, seperti para Majus, yaitu menggunakan kemampuan akal sehat/ratio, namun ternyata salah apa yang mereka andalkan. Akibatnya: Herodes menjadi kuatir dan lebih parah lagi, semua anak seumuran Yesus terbunuh tanpa dosa. Ini salah satu akibat kecerobohan dari pengubahan arah yang tak sesuai petunjuk-Nya, Kehendak-Nya.

3. Ketika orang Majus menemukan sang Anak, mereka menyembah dan memberikan persembahan, yaitu mas, kemenyan dan mur. Ketika mereka tak menemui sesuai harapan, apakah mereka berpikir: ”seorang anak biasa, di rumah biasa, bukan raja” apakah kalau gitu, kita batalkan pemberian yang termahal ini?

Kita seringkali dibombadir oleh iklan, buku, film, acara televisi yang berteriak ”anda yang penting...nikmati usaha kerasmu dan bersenang2lah”. (kasus Luna Maya)

Seorang Prof dari sebuah university Bill Hybell berkata: ”Kepuasan Personal yang sejati tak akan kau dapati dengan pemuliaan diri sendiri.

* Jika kita menemukan kandang, bukan istana dalam perjalanan bersama dengan Tuhan, tak jarang kita menahan untuk memberikan apa pun, yang mungkin awalnya kita janjikan kepada-Nya!

* Seandainya, pernikahan suami/istri kita hidup tak seperti yang kita bayangkan, harapkan dan inginkan sejak awal, apakah kemudian komitmen kita untuk setia padanya berubah, dikurangi???? (lihat kalau acara ’Apakah engkau masih mencintaiKU?, hal-hal itu nampak sekali!!!!)... atau mungkin kita mulai menyimpan ’harta’ untuk diri sendiri.

* Jika kemudian tiada waktu untuk-Nya karena sekarang lebih sibuk, lebih diberkati (positif) apakah kemudian juga

* Perbedaan orang rata-rata dan orang yang diatas rata2 yaitu ’to do more again” (lalu melakukan lagi). Maju lagi, melangkah lebih lagi, memaafkan orang lagi, memberikan kesempatan lagi, berusaha lagi tanpa putus asa. Melayani Tuhan tak cukup dengan semangat biasa tetapi harus GILA. Sebab Allah Tritunggal sudah GILA, yaitu mengutus Yesus ke dunia yang gila, supaya kita menjadi GILA juga untuk diri-Nya. To Be Crazy not tobe stupid for God. Setujukah?

* Ditengah dunia yang berprinsip ’KENIKMATAN MAKSIMUN dengan PENGORBANAN MINIMUN’, setiap anak Tuhan harus berbeda.

No comments: