Yohanes 21:
Pendahuluan
Dunia saat ini makin padat, ramai, sibuk, dan tiada kehangatan. Kita menjadi asing satu sama lainnya. Di dalam keramaian, namun banyak manusia merasa kesepian. Ada jarak, bergerak maju bersama, namun tak saling berhubungan. Tiada lagi saling berbagi dan saling menyapa. Yang ada hanya saling menumpuk harta dan saling pamer. Kita ada dalam ruangan yang sama tetapi tidak memiliki kepentingan bersama. Jika masuk dalam lift seperti ada tertulis:”Dilarang berbicara, tersenyum atau saling menatap tanpa ada persetujuan dari pihak terkait.”
Survey: John Calhoun, dari National Institute of Mental Health lakukan penelitian dengan membuat sebuah kandang berukuran 2,7M2 yang nyaman untuk 160-an tikus. Lalu ditempatkan 8 tikus. Selama 2,5 tahun tikus berkembang menjadi 2.200 tikus. Makanan dan minuman terus diberikan secara melimpah, semua faktor mortalitas (kecuali penuaan) sudah dilenyapkan. Terjadi beberapa gejala dalam ruang yang semakin sesak:
- Tikus dewasa mengelompokkan diri sebanyak 12 ekor/kelompok.
- fungsi sosialnya makin menyimpang
- tikus jantan yang biasanya menjadi pelindung wilayah mereka, kini menarik diri dari hal itu dan pasif saja.
- tikus betina makin agresif dan menggeser tikus-tikus muda.
- tikus muda merasa diri tak memiliki tempat di dalam masyarakat dan mereka menjadi semakin memanjakan diri: Makan, minum dan tidur, tetapi tak memiliki karakter sama sekali.
- akhirnya masyarakat tikus di 2,7M2 itu mati perlahan-lahan dan musnah.
Apa sih pelayanan itu? Pelayanan sesungguhnya segala sesuatu yang anak-anak manusia lakukan untuk Tuhan yang menciptakan mereka. Itu artinya pelayanan. Jadi bukti bahwa mereka mengasihi Tuhan dengan cara melayani Tuhannya (pasha ungu…pukul saying).
Kata ’Pi’el = minister, serve’ bukanlah tugas yang kasar, tetapi penugasan di sekitar ibadah atau melayani Tuhan atau melayani di rumah Tuhan atau melayani orang-orang yang ditugaskan untuk hal itu. Pelayanan biasanya dipakai untuk kegiatan rohani atau di sekitar ruang kudus. Dan yang mereka yang benar-benar bisa melayani adalah Imam Besar (ruang Mahakudus) dan Para imam keturunan Zadok, dan kaum lewi yang melayani para imam dalam persiapan meja, dsb. Jadi kaum kebanyakan hanya melayani kaum Lewi untuk keperluan sehari-hari mereka. Mis: Yosua adalah pelayan Musa. Pelayanan
- Dalam PL, pelayan itu ditetapkan dan tak bisa berubah atau digantikan oleh orang lain; sedangkan di dalam PB, para pelayan diutus (12 murid) dan tak menetap (lihat kasus Yudas lalu digantikan oleh Matias) atau 70 murid (Luk 10:1).
- Dalam PL, para pelayan tak ada indikasi mendapatkan upah. Mereka hanya mendapatkan seluruh hak seperti rakyat Israel lainnya. Sedangkan di PB, tak sedikit ayat menyatakan bahwa keindahan dari pelayanan di dalam PB adalah perhitungan yang diterima atas tugas tersebut, sesuai proporsi yang diterimanya. Dan hanya untuk pelayanan inilah ada janji upah (Yohanes 12:26).
- Dalam PL hanya sekitar Bait Allah, namun dalam PB, sudah lebih luas yaitu pelayanan penyembuhan, orang sakit, dll hingga kemudian juga pembaptisan, pemuridan, pertobatan setelah Yesus bangkit dari kubur. Dan sejak kebangkitan maka, pelayanan tak hanya kepada 12 orang saja, tetapi terus melebar.
- Dalam masa para rasul, maka pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan dalam kehidupan bersama (corporate life). Dan pada akhirnya pelayanan menjadi sesuatu yang sekedar pelayanan an sich tetapi lebih bentuk luapan kasih kesukacitaan seseorang pada Allah yang mengasihi mereka.
- Pelayananan itu kerjaan seperti budak. Jadi pelayanan itu identik dengan kebodohan, objek penyalahgunaan, tidak keren.
- Lihat kasus permintaan ibu dari Yakobus dan Yohanes, yaitu kedudukan di sebelah kanan Allah. Lalu reaksi 10 murid lainnya, marah dan kesal. Yesus lalu menegur bahwa mereka tak tahu apa yang diminta. Bahwa yang menjadi pemimpin adalah yang melayani.
- Kolonel James B. Irwin setelah pulang ke bumi, ia berkata dengan rendah hati:”ketika saya kembali ke bumi, saya menyadari diri saya hanyalah seorang pelayan, bukan selebretis. Maka inilah saya, di planet bumi ini, sebagai pelayan Tuhan yang membagikan pengalaman saya agar orang lain dapat melihat kemuliaan Allah.
Jadi mengapa harus melayani:
- 1. Tuhan memberikan itu sebagai hak istimewa untuk setiap kita. Kalau melihat hal di atas, maka sangat bersyukurlah setiap kita saat ini diundang untuk melayani.
- Melatih buah Roh Kudus semakin nampak. Ketika seseorang melayani, maka egoismenya akan makin berkurang. Filsafat’saya adalah milik diri saya sendiri’ merupakan pandangan umum di dunia ini, tetapi pandangan yang salah, karena diri kita bukan milikmu sendiri. Petrus disuruh menggembalakan domba-dombanya agar ia tak mengasihani diri saja. Agar seluruh otot buah Roh Kudusnya makin berkembang dalam dirinya. Siapa Paulus? Keras hati, penjahat rohani tetapi kemudian Tuhan terus memoles hidupnya.
- Yesus berkata, “Tidak, dia yang melayani dengan baik akan memimpin dengan baik.” Menjadi hamba adalah hal mengenai kepemimpinan. Semakin baik Anda melayani, semakin tinggi Tuhan meninggikan Anda. Kepemimpinan adalah pelayanan. Yesus berfirman, “Aku tidak datang untuk dilayani tetapi untuk melayani.” Saya ingin menjadi seperti Yesus. Yesus berkata bahwa kepemimpinan bukan mengenai mendapatkan pelayanan dari orang lain tetapi melayani orang lain. Semakin Anda melayani orang lain, semakin tinggi Tuhan meninggikan Anda di dalam kepemimpinan. Yesus berkata, “Jika engkau ingin menjadi besar, engkau harus menjadi pelayan dari semuanya.”
Apa maksudnya? Mengapa saya harus melayani orang lain? Kita semua suka melayani Tuhan tetapi kita tidak suka melayani orang lain.
No comments:
Post a Comment