Alamak ! Kabur ...
(Catatan singkat mengenai krisis paro baya)
Bejo... tertangkap lagi hanya gara-gara kabur ketika ingin kabur. Kemarin beberapa polisi mengejar napi bejo yang coba kabur dari sebuah Lembaga Permasyarakatan di kota kelahirannya. Lucunya dia tertangkap hanya karena tergelincir oleh ceceran bubur. Kok bisa? Ya! karena matanya mulai kabur sehingga tidak awas melihat seonggokan bubur di jalan, alamak!
Kata kabur memiliki makna ganda, yaitu: melarikan/meloloskan diri atauhilang, lenyap dan arti kedua: kurang jelas. Saya sudah sering mendengar kata 'krisis paro baya' namun baru sekarang mulai merasakan makna kata itu.
Tenaga yang tak kenal lelah kala muda sedikit demi sedikit mulai memudar.Dulu aku bisa berlari, lembur untuk mengerjakan tugas, pelayanan ke luarkota, pulang subuh dan esok pelayanan lagi tanpa merasa lelah. Sekarang? Tak mampu lagi! Aku juga harus mulai hati-hati bila memerlukan pergerakan yangini dan yang itu, kalo tidak, bisa amsiong, otot dan tulang sendi kita bisa kesleo.
Dulu tidak demikian, saya bisa loncat ini dan itu, bisa melakukan gerakan ini dan itu. Semua yang membutuhkan kelenturan tubuh, saya masih berani melakukan. Sekarang? Oh...bisa...bisa panggil tukang pijat. Saya mulai tak ingat akan hal ini atau hal itu, alias pelupa. Daya ingat mulai kabur atau kalo tak mau dibilang hilang. Kadang ada janji dengan orang... eh kagak ingat. Menaruh barang sebentar, sudah lupa posisinya.
Saya mulai takut makan ini dan itu, takut asam urat, kencing manis, darah tinggi, kolesterol, padahal sebelumnya santap saja, kagak peduli ini dan itu. Di samping itu, saya mulai harus memakai kacamata baca, karena mata ini tidak bisa diajak kompromi bila membaca huruf-huruf yang kecil.
Disini saya tidak hanya mengalami kata kabur pertama, yaitu segala kekuatan masa muda yang mulai lenyap atau kabur [lari], tenaga kuda dan otot baja sudah mulai menghilang dariku; juga pandangan mata yang mulai kabur.
Celakanya, seiring dengan kaburnya hal-hal jasmaniah itu, acapkali diiringi juga dengan kaburnya kepercayaan diri. Apalagi kalau kita tak menyiapkan diri dan mental menghadapi semua perubahan fisik ini. Maka tidak heran, banyak orang yang mulai memasuki paro baya (antara 40 -50 tahun) bertingkah laku aneh, tak normal, menyimpang, dan hal-hal negatif lainnya.
Sebab itu, ada pepatah mengatakan bahwa 'life begin forty' (hidup dimulai dari usia 40) mungkin ada kebenarannya; Untuk menyatakan pada orang lain bahwa dirinya masih kokoh, hebat dan tak ada sesuatu yang kurang, dia melakukan tindakan yang tak bijak: seperti ada yang bersemangat menikah atau berselingkuh, dll. Namun seharusnya ketika kita mulai memasuki usia paro baya, maka kita diajak untuk mulai berkaca, mempertanya-diri: "Apakah yang telah kulakukan setelah hidupku melewati usia paro baya? Apakah yang telah kutorehkan dari guratan sejarah hidupku, positif atau negatif?"
Kadang kita disadarkan bahwa masih banyak hal yang belum kita kerjakan.Untuk bekerja bagi Tuhan tidak ada kata terlambat! Kalau begitu, mari kitamaju dan bangun dari 'tidur' dan mulai melakukan sesuatu bagi DIA, dan bukannya malah kabur dari tugas yang dipercayakanNya pada setiap kita.
Surabaya, Nov 2003
No comments:
Post a Comment