Sunday, December 04, 2011

HATI YANG PENUH HARAP

Matius 1:18-25
PENDAHULUAN
Mengapa ada sebagian besar orang MASIH bisa bertahan hidup dalam kesulitan, hidup yang tidak selalu menyenangkan, mendapatkan berita yang tidak ingin didengar?
ilUStrasi: Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.
Anak pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN, anak ke 2 pada musim SEMI,
anak ke 3 pada musim PANAS, dan yang ke 4 pada musim GUGUR.
Anak 1: pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Anak 2: pohon itu dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan.
Anak 3: pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yg menebarkan bau yang harum.
Anak 4: ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bhw pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum.
Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda. Ayahnya berpesan: “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit.
Ketika kamu sedang mengalami masa-masa sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu, bodoh dan bernasib sial.
Kerjakan yang menjadi bagianmu dan percayalah TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya.
Pada saat kita MEMPERSIAPKAN dekorasi ruangan, pohon natal, dan sibuk menyanyikan/ mendengarkan lagu-lagu natal, yang menjadi pertanyaan adalah: setelah itu apa? Setelah kita memberikan waktu kita untuk berbagai aktivitas Natal, lalu apa yang akan kita lakukan? Lebih Lanjut, apakah makna setelah Natal berlalu juga?
Life after Christmas? Mengapa bisa bertahan? Padahal Natal itu begitu berat.
1. Hadapi masa KEGELAPAN… karena apa yang sudah direncanakan ‘buyar semua’.
2. Hidup ini makin sulit.
Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub. Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga dapat melihat Sang Mesias.
Natal adalah saat-saat yan tidak mengenakkan bagi Yusuf terlebih bagi Maria. Ketegangan dengan Yusuf, dengan orangtuanya. Tatapan mata dari para tetangga, kesan pemimpin agama… Namun dia harus menjalani semua ini agar dia mengalami level yang lebih Tinggi yaitu jadi berkat bagi masyarakat.
Aplikasi: kadangkala (terbukti) kita harus alami banyak hal yang sulit dan tetap bertahan mengapa? Karena ada satu harapan, yaitu menikmati level yang lebih tinggi lagi.
Mengapa Maria dan Yusuf bertahan menerima TUGAS BERAT ini?.
Dengan penuh HARAP mereka juga ingin ‘anak’ istimewa ini benar-benar TERBUKTI menjadi:
1. Menerima dengan kerelaan dan kesadaran diri.
Yusuf menerima kenyataan itu dengan usaha pertama: menceraikan dengan tulus atau tidak mempermalukan Maria (ayat 19). Tetapi ketika dia tahu bahwa itu tindakan yang salah (walau pun TULUS), maka ia segera melaksanakan perintah Tuhan (ayat 24). Di bagian lain Maria mengatakan: aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu… (Lukas 1:37).
Ketaatan mereka menyebabkan penderitaan tetapi dari situ timbul kemuliaan / kebahagiaan (bdk. Luk 1:46-49). Kehidupan Kristus sendiri juga demikian. Ia harus melalui penderi­taan dan salib, dan setelah itu baru timbul kebangkitan dan kemuliaan. Itu juga jalan yang harus kita tempuh. Ketaatan dan pelayanan yang harus kita lakukan demi Tuhan pasti membawa penderitaan, tapi akhirnya membawa kemuliaan bagi kita. Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
Ro 8:18 - Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
2Kor 4:17 - Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Jadi tidak berarti penderitaan yang dihadapi mereka memang RINGAN, tetapi jika dibandingkan dengan cicipan di kemudian hari. Maka itu semua menjadi lebih ringan.
Nah sikap seperti inilah yang harus kita ikuti dan selalu menjadi langkah kita.
Jadi ia menyimpan dalam hati, semua ketidak mengertiannya. Itu cirri IMAN.
2. Penyelamat umat-Nya dari Dosa. Apakah pikiran Yusuf dan Maria sama dengan para murid Yesus? Seharusnya TIDAK karena malaikat Tuhan jelas memberitahukan dia menjadi savior of SIN.
·         Oleh sebab itu, ketika beberapa Yesus ‘menegur’, mereka (khususnya Maria) hanya menyimpan dalam hati.
·         Meminta kepada Yesus agar saudara2 mereka mendapat kedudukan di surge bukan di Pemerintahan Yahudi/Israel.
·         Itu berarti jika Yesus tidak hadir, maka manusia tidak terselamatkan dari murka Allah. Namun jika Maria dan Yusuf tidak mau menerima tugas ini, tidak berarti Yesus tidak bisa datang melalui pasangan lain!
·         Itu berarti kita yang dahulu terkukung atau dikuasai dosa SEKARANG dimampukan untuk berbuat baik.
·         IA DATANG UNTUK mati AGAR KITA mati DAPAT HIDUP.
3. Imanuel.
Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.
Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI. Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK, TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS, dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM. Lalu sang ibu menjelaskan: “Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi: Lembek seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi. Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”

PENUtup
Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang? Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya, TERUS dipenuhi HATI yang bERHARAP dan setia dalam jalan hidup-Nya bagi kita! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan.

No comments: