Matius 1:18-25
PENDAHULUAN
Mengapa ada sebagian besar orang MASIH bisa bertahan hidup dalam kesulitan, hidup yang tidak
selalu menyenangkan, mendapatkan berita yang tidak ingin didengar?
ilUStrasi: Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya ke hutan
melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.
Anak pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN, anak ke 2 pada musim SEMI,
anak ke 3 pada musim PANAS, dan yang ke 4 pada musim GUGUR.
Anak 1: pohon pir itu tampak sangat
jelek dan batangnya bengkok.
Anak 2: pohon itu dipenuhi
kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan.
Anak 3: pohon itu dipenuhi dengan
bunga-bunga yg menebarkan bau yang harum.
Anak 4: ia tidak setuju dengan
saudaranya, ia berkata bhw pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum.
Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya
saja kalian melihat di waktu yang berbeda. Ayahnya berpesan: “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan
hanya berdasarkan satu masa yang sulit.”
Ketika kamu sedang mengalami masa-masa sulit, segalanya
terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat
menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu, bodoh
dan bernasib sial.
Kerjakan yang menjadi bagianmu dan percayalah
TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya.
Pada saat kita MEMPERSIAPKAN dekorasi
ruangan, pohon natal, dan sibuk menyanyikan/ mendengarkan lagu-lagu natal, yang
menjadi pertanyaan adalah: setelah itu apa? Setelah kita memberikan waktu kita
untuk berbagai aktivitas Natal, lalu apa yang akan kita lakukan? Lebih Lanjut,
apakah makna setelah Natal berlalu juga?
Life after Christmas? Mengapa bisa bertahan? Padahal Natal itu begitu berat.
1. Hadapi masa KEGELAPAN… karena apa yang
sudah direncanakan ‘buyar semua’.
2. Hidup ini makin sulit.
Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak
untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat
dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan
kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para
gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan
penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub. Namun, ada satu patung
yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang
membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak.
Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga
dapat melihat Sang Mesias.
Natal adalah saat-saat yan tidak mengenakkan bagi Yusuf terlebih bagi Maria.
Ketegangan dengan Yusuf, dengan orangtuanya. Tatapan mata dari para tetangga,
kesan pemimpin agama… Namun dia harus menjalani semua ini agar dia mengalami level yang lebih Tinggi yaitu jadi berkat bagi masyarakat.
Aplikasi: kadangkala (terbukti) kita harus alami banyak hal yang sulit dan
tetap bertahan mengapa? Karena ada satu harapan, yaitu menikmati level yang
lebih tinggi lagi.
Mengapa
Maria dan Yusuf bertahan menerima TUGAS BERAT ini?.
Dengan penuh HARAP
mereka juga ingin ‘anak’ istimewa ini benar-benar TERBUKTI menjadi:
1. Menerima dengan kerelaan dan kesadaran diri.
Yusuf menerima
kenyataan itu dengan usaha pertama: menceraikan dengan tulus atau tidak
mempermalukan Maria (ayat 19). Tetapi ketika dia tahu bahwa itu tindakan yang
salah (walau pun TULUS), maka ia segera melaksanakan perintah Tuhan (ayat 24).
Di bagian lain Maria mengatakan: aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu… (Lukas 1:37).
Ketaatan mereka menyebabkan penderitaan tetapi dari situ timbul kemuliaan /
kebahagiaan (bdk. Luk 1:46-49). Kehidupan Kristus sendiri juga demikian. Ia
harus melalui penderitaan dan salib, dan setelah itu baru timbul kebangkitan
dan kemuliaan. Itu juga jalan yang harus kita tempuh. Ketaatan dan pelayanan
yang harus kita lakukan demi Tuhan pasti membawa penderitaan, tapi akhirnya
membawa kemuliaan bagi kita. Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
Ro 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa
penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang
akan dinyatakan kepada kita”.
2Kor 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami”.
Jadi tidak berarti penderitaan
yang dihadapi mereka memang RINGAN, tetapi jika dibandingkan dengan cicipan di
kemudian hari. Maka itu semua menjadi lebih ringan.
Nah sikap seperti inilah yang
harus kita ikuti dan selalu menjadi langkah kita.
Jadi ia menyimpan dalam hati,
semua ketidak mengertiannya. Itu cirri IMAN.
2. Penyelamat umat-Nya dari Dosa. Apakah pikiran Yusuf dan Maria sama dengan para murid
Yesus? Seharusnya TIDAK karena malaikat Tuhan jelas memberitahukan dia menjadi
savior of SIN.
·
Oleh sebab itu,
ketika beberapa Yesus ‘menegur’, mereka (khususnya Maria) hanya menyimpan dalam
hati.
·
Meminta kepada Yesus
agar saudara2 mereka mendapat kedudukan di surge bukan di
Pemerintahan Yahudi/Israel.
·
Itu
berarti jika Yesus tidak hadir, maka manusia
tidak terselamatkan dari murka Allah. Namun jika Maria dan Yusuf tidak mau menerima tugas ini, tidak
berarti Yesus tidak bisa datang melalui pasangan lain!
·
Itu
berarti kita yang dahulu terkukung atau dikuasai dosa SEKARANG dimampukan untuk
berbuat baik.
·
IA DATANG
UNTUK mati AGAR KITA mati DAPAT HIDUP.
3. Imanuel.
Seorang
wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah
laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami:
keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap
orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena
ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur,
sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air.
Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu
ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.
Di
gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di
gelas ketiga, ia masukkan KOPI. Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat
isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK, TELUR yang
mudah PECAH menjadi KERAS, dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM. Lalu sang
ibu menjelaskan: “Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun,
bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi: Lembek
seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi. Jadi, wortel
dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara
kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”
PENUtup
Dalam
tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk
bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya
saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang? Ada kalanya Tuhan
sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya, TERUS dipenuhi HATI yang
bERHARAP dan setia dalam jalan hidup-Nya bagi kita! Karena tidak pernah ada
masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan.
No comments:
Post a Comment