MANDAT BUDAYA dalam Krisis LingkUngan Hidup
HARUSKAH ORANG KRISTEN MENGERJAKANNYA ?

HARUSKAH ORANG KRISTEN MENGERJAKANNYA ?
(Kejadian 1:27-28; 2:15)

Pemahaman Alkitab
Para teolog mengatakan di alkitab ada 2 mandat, yaitu mandat budaya dan mandat penginjilan. Kita udah terlalu sering mendengar di mimbar2 untuk mengabarkan Injil atau mandat penginjilan, yaitu sesuai yang tercantum dalam Matius 28:18-20. Namun kurang dalam meneriakkan kembali mandat budaya yang juga seharusnya dijalan seimbang dengan mandat penginjilan. Ayat2 dalam Kejadian 1:27-28; 2:15 sebagai wujud mandat budaya [cultural mandate].
Dalam Lausanne covenant (poin 5) disebut ’Kami menyatakan bahwa Tuhan adalah Pencipta dan juga Hakim atas semua manusia. Karena itu kami seharusnya juga membagikan perhatian-Nya pada keadilan dan pendamaian kepada seluruh manusia serta pembebasan pria dan wanita dari segala bentuk penekanan. Karena pria dan wanita diciptakan menurut citra Tuhan, setiap manusia, dengan tidak memandang ras, agama, warna, budaya, kelas sosial, jenis kelamin atau usia memiliki martabat intrinsik dan karena itu mereka darus dihormati dan dilayani, dan bukan dieksploitasi. Di sini kami menyatakan penyesalan atas pengabaian yang kami lakukan dan juga atas seringnya kami berpandangan bahwa penginjilan dan perhatian sosial adalah dua hal yang terpisah. Walaupun pendamaian dengan orang lain bukanlah pendamaian dengan Tuhan, kegiatan sosial bukanlah penginjilan, dan pembebasan politik bukanlah keselamatan, kami menyatakan bahwa penginjilan dan keterlibatan sosial politik adalah bagian dari tugas orang-orang Kristen. Keduanya dibutuhkan sebagai perwujudan doktrin Allah dan manusia, kasih kami kepada sesama manusia dan bentuk ketaatan kami kepada Yesus Kristus. Kabar keselamatan juga menyiratkan sebuah pesan penghakiman atas segala bentuk pengucilan, penekanan dan diskriminasi dan kita tidak perlu takut untuk menyingkapkan kejahatan dan ketidakadilan dimanapun hal tersebut terjadi. Ketika manusia menerima Yesus, mereka lahir baru ke dalam kerajaan Tuhan dan berkewajiban bukan hanya menyatakan namun juga menyebarkan kebenaranNya di tengah-tengah dunia yang tidak benar. Keselamatan yang kita terima seharusnya mengubah pribadi dan tanggungjawab sosial kita secara utuh. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Ini berarti dalam mandat budaya mengajak manusia bekerjasama oleh Allah [co-worker of god] dalam:
1. Melayani.
Ini artinya Adam [tentunya juga manusia sebagai keturunannya] diberikan suatu perintah atau mandat untuk mengelola dunia dan isinya dengan bertanggung-jawab. Suatu tugas untuk juga memberikan hasilnya bagi manusia selama tinggal di dunia ini.
Ini nantinya bukan hanya dalam hal alam tetapi segala hal yang terkandung di dalamnya. sehingga muncul sains dan kebudayaan sebagai respon mandat budaya terhadap alam semesta.
Jadi disini manusia menjadi Chief Executive Officer [CEO]. Ini suatu jabatan yang tinggi sekali yang dikenakan kepada manusia oleh Allah. Manusia menjadi representatif dari Allah dalam memelihara dunia. Muaranya adalah supaya manusia sangat menikmati atau mencicipi sebagian kecil ’surga’ dunia dan mengucap-syukur dan memuliakan Allah yang memberikan alam semesta yang sempurna kepada manusia.
Setelah manusia mengelola:
1. Kain tak bersyukur hasil perkebunan yang diberikan Allah kepada-Nya. Jadi Allah menolak persembahan Kain, salah satu penyebabnya adalah pemberian persembahan yang tak diikutidengan ucapan syukur.
2. Sedangkan Habel yang diberkati oleh Allah. Ia mengelola alam dengan benar dan mengucap syukur atas apa yang bisa dihasilkan darinya dan menikmatinya sebagai berkah dari Allah.
2. Memaksimalkan dunia [mengelola].
Ini nantinya bermuara kepada suatu pemahaman: melalui alam semesta manusia bisa mengenal akan Allah [Mazmur 19]. Dan melalui-nya manusia dibawa menuju penerangan dari dari wahyu umum kepada wahyu khusus. Maka ketika Adam mengelola dunia ini, Adam harus juga memberitahukan kepada seluruh keturunannya untuk bertanggungjawab melaksanakan mandat ini.
Konteks Kej 1:28 menyebutkan bahwa manusia memenuhi bumi dengan pemahaman bahwa ’pengembang-biakan’ manusia tak boleh keluar dari tujuan di atas. Jadi manusia ada untuk Allah, atau manusia ada untuk menjalankan mandat dari Allah. Akhirnya kehadiran manusia di dunia untuk menjalan misi Allah, bukan memenuhi misi pribadi, atau misi keluarga, atau misi komunitas/masyarakat mereka.
3. aplikasinya:
1. Dosa Merusak Mandat Budaya
• Masing-masing suku/budaya membanggakan kehebatan komunitas mereka
• Manusia melayani budaya/komunitas mereka bukan sebaliknya
• Alam dikelola untuk menghidupi mereka, sekarang menjadi manusia mengeksploitasikan untuk nafsu mereka.
2. Peperangan
• Kain membunuh Habel, Lamekh membunuh seorang pemuda.
• PD I dan PD II, dst....dst....
3. Bencana Alam
• Tsunami
• Krisis Lahan Hutan di seluruh dunia [kalimantan, Irian, dll] akibatnya banjir.
• Krisis energi global
• Krisis pemanasan global
• Pandangan manusia: alam sbagai alat pemuas nafsu bukan pendamping mereka untuk dapat melangsungkan hidup mereka dan keturunannya [cara pandang antroposentris]
Apa Yang Harus Dikerjakan
1. Menciptakan budaya yang menghormati dunia/alam semesta sebgai pendamping bukan alat pemuas ego manusia. Ini budaya ini yang nantinya mengatur pola hidup, cara kerja atau mengenai perilaku manusia terhadap alam dan manusia. Ingat dunia adalah sahabat kita.
2. mulai dengan prilaku yang sederhana: buang sampah, pola hidup [makan seenaknya, buang makanan yang tersisa, biopori, green-life, tissue, hindari plastik berlebihan.
Para teolog mengatakan di alkitab ada 2 mandat, yaitu mandat budaya dan mandat penginjilan. Kita udah terlalu sering mendengar di mimbar2 untuk mengabarkan Injil atau mandat penginjilan, yaitu sesuai yang tercantum dalam Matius 28:18-20. Namun kurang dalam meneriakkan kembali mandat budaya yang juga seharusnya dijalan seimbang dengan mandat penginjilan. Ayat2 dalam Kejadian 1:27-28; 2:15 sebagai wujud mandat budaya [cultural mandate].
Dalam Lausanne covenant (poin 5) disebut ’Kami menyatakan bahwa Tuhan adalah Pencipta dan juga Hakim atas semua manusia. Karena itu kami seharusnya juga membagikan perhatian-Nya pada keadilan dan pendamaian kepada seluruh manusia serta pembebasan pria dan wanita dari segala bentuk penekanan. Karena pria dan wanita diciptakan menurut citra Tuhan, setiap manusia, dengan tidak memandang ras, agama, warna, budaya, kelas sosial, jenis kelamin atau usia memiliki martabat intrinsik dan karena itu mereka darus dihormati dan dilayani, dan bukan dieksploitasi. Di sini kami menyatakan penyesalan atas pengabaian yang kami lakukan dan juga atas seringnya kami berpandangan bahwa penginjilan dan perhatian sosial adalah dua hal yang terpisah. Walaupun pendamaian dengan orang lain bukanlah pendamaian dengan Tuhan, kegiatan sosial bukanlah penginjilan, dan pembebasan politik bukanlah keselamatan, kami menyatakan bahwa penginjilan dan keterlibatan sosial politik adalah bagian dari tugas orang-orang Kristen. Keduanya dibutuhkan sebagai perwujudan doktrin Allah dan manusia, kasih kami kepada sesama manusia dan bentuk ketaatan kami kepada Yesus Kristus. Kabar keselamatan juga menyiratkan sebuah pesan penghakiman atas segala bentuk pengucilan, penekanan dan diskriminasi dan kita tidak perlu takut untuk menyingkapkan kejahatan dan ketidakadilan dimanapun hal tersebut terjadi. Ketika manusia menerima Yesus, mereka lahir baru ke dalam kerajaan Tuhan dan berkewajiban bukan hanya menyatakan namun juga menyebarkan kebenaranNya di tengah-tengah dunia yang tidak benar. Keselamatan yang kita terima seharusnya mengubah pribadi dan tanggungjawab sosial kita secara utuh. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Ini berarti dalam mandat budaya mengajak manusia bekerjasama oleh Allah [co-worker of god] dalam:
1. Melayani.
Ini artinya Adam [tentunya juga manusia sebagai keturunannya] diberikan suatu perintah atau mandat untuk mengelola dunia dan isinya dengan bertanggung-jawab. Suatu tugas untuk juga memberikan hasilnya bagi manusia selama tinggal di dunia ini.
Ini nantinya bukan hanya dalam hal alam tetapi segala hal yang terkandung di dalamnya. sehingga muncul sains dan kebudayaan sebagai respon mandat budaya terhadap alam semesta.
Jadi disini manusia menjadi Chief Executive Officer [CEO]. Ini suatu jabatan yang tinggi sekali yang dikenakan kepada manusia oleh Allah. Manusia menjadi representatif dari Allah dalam memelihara dunia. Muaranya adalah supaya manusia sangat menikmati atau mencicipi sebagian kecil ’surga’ dunia dan mengucap-syukur dan memuliakan Allah yang memberikan alam semesta yang sempurna kepada manusia.
Setelah manusia mengelola:
1. Kain tak bersyukur hasil perkebunan yang diberikan Allah kepada-Nya. Jadi Allah menolak persembahan Kain, salah satu penyebabnya adalah pemberian persembahan yang tak diikutidengan ucapan syukur.
2. Sedangkan Habel yang diberkati oleh Allah. Ia mengelola alam dengan benar dan mengucap syukur atas apa yang bisa dihasilkan darinya dan menikmatinya sebagai berkah dari Allah.
2. Memaksimalkan dunia [mengelola].
Ini nantinya bermuara kepada suatu pemahaman: melalui alam semesta manusia bisa mengenal akan Allah [Mazmur 19]. Dan melalui-nya manusia dibawa menuju penerangan dari dari wahyu umum kepada wahyu khusus. Maka ketika Adam mengelola dunia ini, Adam harus juga memberitahukan kepada seluruh keturunannya untuk bertanggungjawab melaksanakan mandat ini.
Konteks Kej 1:28 menyebutkan bahwa manusia memenuhi bumi dengan pemahaman bahwa ’pengembang-biakan’ manusia tak boleh keluar dari tujuan di atas. Jadi manusia ada untuk Allah, atau manusia ada untuk menjalankan mandat dari Allah. Akhirnya kehadiran manusia di dunia untuk menjalan misi Allah, bukan memenuhi misi pribadi, atau misi keluarga, atau misi komunitas/masyarakat mereka.
3. aplikasinya:
- menggunakan kapasitas ’image of god’ yaitu ratio, hikmat, intuisi dari Allah dalam hidup kita untuk mewarnai dunia dengan kreatifitas yang ada pada diri kita.
- Membawa manusia tunduk di bawah otoritas Firman Allah untuk mentransformasi dunia. Mempengaruhi dunia dengan hidup yang telah diubah oleh firman Allah. Gereja sebagai saksi dari teladan komunitas yang menjalankan mandat budaya, disamping mandat penginjilan. Terlebih setelah manusia jatuh dalam dosa, maka kematian Kristus seharusnya menjadi modal bagi setiap orang Kristen / Gereja sebagai suatu perwakilan komunitas untuk kembali mengontrol dan menjalankan mandat budaya yang sudah diselewengkan oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab.
- Dan pada akhirnya semua ini adalah dikembalikan untuk kemuliaan Kristus dalam aspek kehidupan. Sasaran Mandat Budaya menghadirkan ke-Raja-an Allah di dunia ini ketika seseorang atau suatu komunitas / budaya melihat keagungan dunia/ alam semesta.
1. Dosa Merusak Mandat Budaya
• Masing-masing suku/budaya membanggakan kehebatan komunitas mereka
• Manusia melayani budaya/komunitas mereka bukan sebaliknya
• Alam dikelola untuk menghidupi mereka, sekarang menjadi manusia mengeksploitasikan untuk nafsu mereka.
2. Peperangan
• Kain membunuh Habel, Lamekh membunuh seorang pemuda.
• PD I dan PD II, dst....dst....
3. Bencana Alam
• Tsunami
• Krisis Lahan Hutan di seluruh dunia [kalimantan, Irian, dll] akibatnya banjir.
• Krisis energi global
• Krisis pemanasan global
• Pandangan manusia: alam sbagai alat pemuas nafsu bukan pendamping mereka untuk dapat melangsungkan hidup mereka dan keturunannya [cara pandang antroposentris]
Apa Yang Harus Dikerjakan
1. Menciptakan budaya yang menghormati dunia/alam semesta sebgai pendamping bukan alat pemuas ego manusia. Ini budaya ini yang nantinya mengatur pola hidup, cara kerja atau mengenai perilaku manusia terhadap alam dan manusia. Ingat dunia adalah sahabat kita.
2. mulai dengan prilaku yang sederhana: buang sampah, pola hidup [makan seenaknya, buang makanan yang tersisa, biopori, green-life, tissue, hindari plastik berlebihan.
No comments:
Post a Comment